Computerized Adaptive Testing (CAT) merupakan pengembangan lanjutan dari tes berbasis komputer dengan menyesuaikan tingkat kesulitan soal berdasarkan kemampuan peserta tes. Sistem CAT menggunakan algoritma untuk menentukan soal selanjutnya yang akan disajikan kepada peserta tes berdasarkan jawaban mereka pada soal sebelumnya. Jika peserta tes menjawab benar, maka soal berikutnya akan lebih sulit. Sebaliknya, jika peserta tes menjawab salah, maka soal berikutnya akan lebih mudah. Dengan demikian, orang dengan kemampuan tinggi akan mendapat soal yang lebih sulit daripada orang dengan kemampuan rendah.
CAT mempunyai beberapa keuntungan, salah satunya adalah mempercepat waktu tes dan membuat tes menjadi lebih efisien. Dalam CAT, peserta hanya mengerjakan soal yang tepat untuk kemampuannya. Hal ini memungkinkan tes selesai dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan metode tes konvensional, di mana semua peserta menjawab serangkaian soal yang sama. Selain itu, CAT juga memberikan hasil yang lebih akurat. Tes ini juga lebih aman dari praktik kecurangan, karena tiap peserta akan menghadapi soal yang berbeda-beda.
Dari aspek teknis-psikometris, tidak diragukan lagi, CAT memberikan keunggulan lebih dibandingkan tes konvensional. Namun bagaimana dengan aspek psikologis dari peserta yang dites dengan CAT? Apakah mereka merasakan hal yang sama dengan saat dites dengan model tes konvesional? Pertanyaan ini coba dijawab oleh Akhtar dan kolega (2022) dengan melalukan studi meta-analisis pada artikel yang membahas perbandingan CAT dan tes konvensional dari sisi psikologis peserta tes.
Studi awal tentang CAT banyak yang mengklaim bahwa CAT dapat memberikan pengalaman tes yang lebih baik. Alasannya, karena peserta tes hanya diberikan soal yang sesuai kemampuan mereka, maka peserta tes dengan kemampuan rendah tidak akan frustrasi mengerjakan soal yang terlalu sulit bagi mereka. Sebaliknya, peserta dengan kemampuan tinggi tidak akan bosan menjawab soal yang terlalu mudah bagi mereka. Namun kenyataannya, klaim ini tidak disertasi bukti yang kuat di lapangan. Nyatanya banyak peserta yang mengeluhkan beberapa fitur CAT. Misalnya, karena skoring di CAT berlangsung secara real time, peserta tidak dapat melompati soal ataupun mengganti jawaban yang sudah dikerjakan sebelumnya. Hal ini dapat meningkatkan kecemasan peserta tes. Karena ada banyak temuan yang beragam di lapangan, Akhtar dan kolega mencoba mengumpulkan dan menganalisisnya untuk menjawab pertanyaan, apakah CAT benar-benar memberikan pengalaman yang lebih baik bagi peserta tes?
Secara mengejutkan, artikel yang memuat perbandingan psikologis antara CAT dan tes konvensional tidak banyak ditemukan. Dari lima database pengindeks artikel ilmiah, Akhtar dan kolega hanya menemukan 12 artikel yang relevan dengan tujuan analisis mereka. Akhtar fokus pada motivasi dan kecemasan peserta ketika dites menggunakan CAT dan tes konvensional. Hasilnya beragam, beberapa artikel menunjukkan CAT dapat meningkatkan motivasi dan menurunkan kecemasan, namun beberapa menemukan hal yang sebaliknya. Secara umum, hasil meta-analisis menunjukkan bahwa pengalaman peserta ketika dites dengan CAT dan tes konvesional tidak berbeda.
Analisis lebih mendalam dilakukan pada pengaturan CAT masing-masing studi. Ternyata ditemukan bahwa modifikasi algoritma pada CAT dapat meningkatkan pengalaman peserta tes. Dua studi menggunakan “easier CAT”, yakni CAT yang menargetkan soal yang disajikan sedikit lebih mudah daripada kemampuan peserta tes. Tingkat kesulitan soal dan kemampuan peserta biasanya dinyatakan dalam satuan logit dengan kisaran antara -3 sampai +3. Dengan easier CAT, misalkan, kemampuan peserta tes yang diestimasi adalah 1, maka soal yang dijasikan sedikit lebih rendah, katakanlah 0,5. Dengan demikian, peluang mereka untuk menjawab benar akan menjadi lebih tinggi.
Secara umum, meskipun bukti di lapangan menunjukkan bahwa pengalaman peserta tes tidak berbeda di CAT, masih banyak pengembangan yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan pengalaman tes. Dan karena pengalaman peserta tes sesungguhnya tidak berbeda, maka tidak ada alasan untuk menolak beralih dari tes konvensional ke CAT. Hal ini karena CAT sudah jelas terbukti memberikan keunggulan psikometris dan teknis dibanding tes konvensional.
Referensi:
Akhtar, H., Silfiasari, Vekety, B., & Kovacs, K. (2022). The Effect of Computerized Adaptive Testing on Motivation and Anxiety: A Systematic Review and Meta-Analysis. Assessment. https://doi.org/10.1177/10731911221100995
0 Komentar