MENJADI PRIBADI YANG SEHAT BERDASARKAN TEORI KEPRIBADIAN GOLDON ALPORT

Agustus 28, 2025

Penulis: Yuni Kartika, S.Psi., M.A




Apakah kepribadian itu bersifat stagnan? Apakah masa lalu menentukan bagaimana kepribadian kita hari ini ? apakah kepribadian bisa dikembangkan kearah yang sehat? Kali ini kita akan bahas proses perkembangan kepribadian sehat berdasarkan pendapat ahli yang Bernama Goldon Alport seorang Ahli Psikologi beraliran humanis.

Motivasi Alport merumuskan kepribadian ini adalah dari pandangan kritisnya terhadap Freud yang mengungkapkan konsep neurotis. Alport tidak setuju dengan pandangan Freud tentang neurotis yang sangat berpusat pada masa lalu. Masa lalu seolah-olah menjadi penentu masa depan seseorang.

Alport tidak setuju dengan pandangan Freud tentang alam bawah sadar. Bagi Alport orang yang matang dan sehat tidak dikuasai oleh kekuatan tak sadar, tidak pula dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Orang yang sehat bebas dari mimpi buruk masa lalu sedangkan orang neurotis terjalin erat dengan pengalaman masa lalu. Pandangan orang yang sehat adalah fokus ke masa sekarang dan masa depan. Orang yang sehat melihat ke masa depan dan hidup dalam masa depan.

Alport menekankan pentingnya motivasi dalam usaha mencapai pribadi yang sehat. Motivasi itu menggerakkan manusia untuk mencapai rencana tertentu. Sehingga sangat penting bagi manusia mempunyai mimpi dan target yang mendorong manusia terus bergerak ke masa depan. Konsep ini juga menjadi alasan Alport tentang kenakalan pada remaja. Remaja yang nakal karena mereka kekurangan tujuan yang konstruktif. Remaja butuh rencana, target, tujuan dan mimpi untuk menghabiskan energi mereka. Energi harus disalurkan dengan target konsturuktif  jika tidak mau energi itu akan mencari jalan destruktif berupa perilaku menyimpang.

Alport berpandangan kebahagiaan bukan merupakan tujuan untuk menjadi pribadi yang sehat dan matang. Tidak perlu bersenang-senang dan sehat jasmani-rohani. Bagi Alport kepribadian yang matang penuh dengan perjuangan, rasa sakit dan sedih. Sehingga jika dapat kebahagiaan dalam mencapat target maka itu adalah hasil sampingan dari keberhasilan mencapai aspirasi dan tujuan tersebut.

Jika kita telaah lebih lanjut proses Alport merumuskan kepribadian sehat ini. Kita bisa melihat rekam jejaknya yang pernah menulis sebuat karya tentang perjalanan seorang penjelajah yang Bernama Roald Amundesen. Sejak usia 15 tahun Amundsen terdorong untuk mencapai tujuan penjelajahannya. Dia tidak penah menyerah dengan berbagai rintangan. Jika berhasil dia akan membuat target baru yang harus dicapai. Visi Amundsen selalu ke masa depan.  

Ada pandangan Alport yang kelihatan paradoks bahwa tujuan yang dicita-citakan orang sehat pada hakikatnya tidak pernah dapat dicapai. Setelah tujuan tertentu tercapai maka akan diteruskan dengan mimpi-mimpi berikutnya yang belum dijelajah.

Alport juga menetapkan kriteria dari orang-orang yang memiliki kepribadian yang matang, yaitu:

1.    Orang tersebut harus bisa mengembangkan dirinya kedalam aktivitas-aktivitas relevan, penting, menantang kemampuannya.

2.    Bisa menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain dengan mencintai tanpa syarat. Orang neurotis mengharapkan cinta yang diterimanya jauh lebih banyak dibandingkan kemmapuannya memberi cinta ke orang lain. Sedangkan orang yang sehat memberikan cinta tanpa syarat, Ikhlas, tidak mengikat

3.    Memiliki emosi yang sehat seperti penerimaan diri berupa menerima kelebihan dan kekurangan dirinya, sabar terhadap kekecewaan

4.    Memiliki persepsi terhadap dunia yang objektif. Tidak memaksa keadaan. Menerima realitas apa adanya.

5.    Menekuni aktivitas sehingga menjadi keterampilan khusus. Keterampilan ini harus bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

6.    Memiliki self objectivication yaitu kemampuan untuk memahami diri sendiri. Mereka mampu menempatkan diri dalam situasi dan kondisi tertentu. 

7.    Memiliki Falsafah hidup yang mempersatukan. Maksudnya adalah rencana masa depan yang dirancang mendorong seseorang terus bergerak, tidak stagnan apalagi berfokus ke pada masa lalu.

 

Baiknya, Alport sangat menyakini bahwa manusia bukan merupakan korban dari pengalaman masa lalu.  Manusia dipandang positif dan penuh harapan. Mereka bisa berkembangan sesuai kemampuan-nya masing-masing. Namun disisi lain, menurut saya teori Alport sangat materialistik dan mengabaikan peran Tuhan. Kita boleh saja memiliki target tapi jangan sampai target itu melupakan kita dengan peran Tuhan. Bahwa manusia dicipkan di dunia ini adalah untuk beribadah, prestasi adalah bentuk ibadah kepada Tuhan. Teori ini beranggapan kuat bahwa manusia itu sendiri yang punya kendali atas hidupnya. Sangat mengaagungkan kekuatan diri.  Saya pribadi pun sangat mempercai campur tangan Tuhan bagi takdir manusia. Ketika keingingan kita tidak terwujud maka ada hikmah yang bisa dipelajari dibaliknya. Bukan menganggap semua terjadi atas kendali diri sendiri.

 

Referensi Bacaan:

Schultz,D. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius


Share this :

Pernah berkarir sebagai Dosen Psikologi, dan budak korporat. Saat ini menjadi ibu rumah tangga nyambi menulis di blog, creator di Youtube dan konsultan di komunitas parenting.

Latest
Previous
Next Post »
0 Komentar